welcome


Sabtu, 25 Agustus 2012

LOVE IS SAMBAL

             Ketika pedasnya sambal terasa di lidah kita, apa yang kita rasakan?, terasa pedas bukan?, tapi walaupun keringat kita  berderaian karena rasa pedas yang membakar lidah, kita tetap saja ingin merasakannya lagi dan lagi.
            Menurut saya hal ini serupa dengan apa yang di namakan dengan cinta, segala sesuatu yang mungkin terasa tidak enak untuk di lakukan jika di dasari dengan cinta, pasti akan kita lakukan.
            Banyak pejuang-pejuang yang rela gugur di medan perang karena demi cintanya kepada negara ataupun agama.
            Dari situlah mngapa saya bisa katakan bahwa cinta itu tidak ada bedanya dengan sambal, walaupun pedas tapi di sukai banyak orang.
            Salah satu khulafaur rasyidin yakni Abu Bakar pernah tersengat kalajengking ketika berada di gua tsur, beliau rela menahan sakit dan tidak berteriak bahkan tidak bergerak sedikitpun demi untuk menjaga ketenangan Nabi Muhammad yang sedang tidur di pangkuannya, hal itu menjadi bukti cinta Abu Bakar kepada Nabi.
            Saya mengutip karangan kahlil Gibran tentang ungkapan seseorang kepada kekasihnya, “atas nama cinta kita menahan himpitan kemiskinan, dan kepedihan derita, serta kehampaan yang terasa dalam perpisahan. Aku akan terus melawan segala cobaan ini sampai kemenangan kuraih dan kuletakkan di atas tanganmu suatu kekuatan yang bakal menopang kita melalui segala penghalang demi pencapaian tujuan hidup ini”.
            Allah Swt juga telah menyampaikan pesan tersirat tentang cinta di dalam kehidupan belalang sembah,  serangga yang termasuk dalam ordo Mantodea ini bahkan merelakan kepalanya di makan oleh si betina seusai kawin, menyeramkan bukan?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar