Biasanya kata “jancok digunakan untuk misth oleh orang-orang yang tidak berpendidikan, dan andapun khususnya orang jawa, mungkin sudah tidak asing lagi jika mendengar kata ini.
Kata
“jancok” terdiri dari 6 huruf, setiap hurufnya merupakan awal dari beberapa
kata yang jika dhrangkai akan menjadi sebuah kalimat, sehingga awalan –awalan kata
ini menjadi sebuah singkatan yang memiliki kepanjangan “jangan anggap neraka Cuma
omong kosong.
Hal
ini harus kita renungi bersama, Allah SWT berfirman:
“Mereka
menjawab,ya Allah..
Engkau telah mematikan kami dua kali lalu kami mengakui kesalahan dosa2 kami.Maka adakah sesuatu jalan(bagi kami)untuk keluar dari neraka?
(QS.Al Mukmin;11)
Engkau telah mematikan kami dua kali lalu kami mengakui kesalahan dosa2 kami.Maka adakah sesuatu jalan(bagi kami)untuk keluar dari neraka?
(QS.Al Mukmin;11)
Akan tetapi, jangan serta merta anda mengambil
kesimpulan bahwa misuh jancok itu diperbolehkan, karena selain tidak sopan, jika kita sering
melontarkan pisuhan, kita akan terbiasa mengumpat, dan hal itu akan
mempengaruhi keadaan tubuh kita.
Air dalam tubuh kita berkisar 60%, dan air itu bersifat merespon berita yang di sampaikan kepadanya , bila informasi
yang di terima buruk, maka kualitas air akan menjadi buruk, dan juga sebaliknya.
Hal
ini terbukti dari penelitian masaru
emoto dan kazuya ishibashi, dari penelitiannya, Emoto menyimpulkan, bahwa bila air diberikan respon positif,
seperti kata “terima kasih”, “bagus sekali”, “kebahagiaan”, “cinta dan terima
kasih”, maka kristal yang dibentuk oleh air tersebut akan indah dan sempurna.
Namun bila diberikan respon negatif seperti, “kamu bohoh”, “tidak berguna”,
“penderitan”, maka air sulit sekali untuk membentuk kristal, bahkan bentuk yang
didapatkan jauh dari bentuk kristal. Emoto juga membuktikan bahwa respon yang
jelek pun lebih daripada tak diberikan respon sama sekali. Dia menyimpulkan
memberikan perhatian, meskipun itu jelek, adalah lebih baik daripada dibiarkan
begitu saja tanpa perhatian sama sekal, oleh karena itu, jangan suka misuh.